Minggu, Oktober 30
Renungan Pohon Mangga
Posted by amri muhsin
On Minggu, Oktober 30, 2011
Renungan Pohon Mangga
Apakah yang kita pikirkan ketika
membayangkan pohon manga? Ya, buahnya yang enak dan manis. Tetapi tentunya
masih banyak manfaat dan pelajaran yang dapat kita petik dari pohon mangga.
Lalu, apakah pelajaran yang dapat kita petik dari pohon mangga? Untuk
mengetahuinya, jadilah orang yang memiliki sifat seperti mangga. Berikut
penjelasannya!
Sifat mangga yang utama yaitu
baik hati dan tidak pendendam. Ambilah suatu contoh! Apabila pohon mangga
dilempari orang dengan batu dan kerikil yang keras, maka pohon mangga tidak
membalas dengan melempar batu, akan tetapi dia membalas melempar dengan buahnya
yang enak dan lezat. Baik hati dan tidak pendendam kan!
Lalu muncul suatu pertanyaan,
kenapa pohon manga yang bersifat baik itu tidak bernasib baik pada akhirnya?
Bila pohon mangga sudah tua, sudah tidak berbuah, maka pohon mangga akan
ditebang. Daun-daunnya akan digunduli dan akan dijadikan mangsa api sebagai
kayu bakar.
Namun, bila ditela’ah lebih
dalam lagi sebenarnya pohon mangga memiliki suatu kebanggan tersendiri. Kenapa?
Karena pohon mangga tidak seperti pohon cemara. Pohon cemara akan condong ke
barat apabila angin bertiup ke barat dan
akan condong ke timur apabila angin bertiup ke timur. Tetapi pohon mangga tidak
seperti cemara. Ia akan tetap teguh dan tidak terpengaruh angin. Ia akan terus
mencoba bertahan dari pengaruh arus angin.
Memang dengan cara seperti itu
pohon cemara akan selamat dan hidup lebih lama. Akan tetapi kalau sudah tua
pohon cemara akan roboh begitu saja. Tidak akan ada yang mengambilnya untuk
dijadikan kayu bakar, apalagi dijadikan arang. Sedangkan pohon mangga, meskipun
pada akhirnya akan hancur dilalap api, tetapi dengan cara terhormat. Sebab
manusia tidak akan sembarangan membakarnya bila tidak untuk keperluan yang
jelas seperti untuk masak misalnya dan
juga untuk dijadikan arang. Abu hasil pembakarannya juga masih bisa digunakan
sebagai abu gosok. Jadi, pohon mangga masih mempunyai manfaat sampai akhir
hayatnya.
Maka dari itu, tirulah sifat
mangga! Sifatnya yang baik hati dan tidak pendendam. Janganlah seperti cemara
yang tidak berpendirian dan munafik, mengikuti arus kemana angin bertiup. Lebih
baik mati terhormat seperti pohon manga daripada menjual harga diri dengan
bersikap munafik, mengikuti arus kemanapun angin bertiup.
Selasa, Oktober 18
Anak Cacad
Posted by amri muhsin
On Selasa, Oktober 18, 2011
Berikut adalah sedikit cerita yang semoga dapat kita petik hikmahnya. Amin..
Anak Cacad
"Alhamdulillah!" Teriakan gembira dari seorang Ibu yang menerima telegram dari anaknya yang telah
bertahun-tahun menghilang. Apalagi ia adalah anak satu-satunya. Maklumlah anak tsb pergi ditugaskan
perang ke Vietnam pada 4 th yang lampau dan sejak 3 tahun yang terakhir, orang tuanya tidak pernah
menerima kabar lagi dari putera tunggalnya tsb. Sehingga diduga bahwa anaknya gugur dimedan
perang. Anda bisa membayangkan betapa bahagianya perasaan Ibu tsb. Dalam telegram tsb
tercantum bahwa anaknya akan pulang besok.
Esok harinya telah disiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan putera tunggal
kesayangannya, bahkan pada malam harinya akan diadakan pesta khusus untuk dia, dimana seluruh
anggota keluarga maupun rekan2 bisnis dari suaminya diundang semua. Maklumlah suaminya adalah
Direktur Bank Besar yang terkenal diseluruh ibukota.
Siang harinya si Ibu menerima telepon dari anaknya yang sudah berada di airport.
Si Anak: "Bu bolehkah saya membawa kawan baik saya?"
Ibu: "Oh sudah tentu, rumah kita cuma besar dan kamarpun cukup banyak, bawa saja, jangan segan2
bawalah!"
Si Anak: "Tetapi kawan saya adalah seorang cacad, karena korban perang di Vietnam?"
Ibu: "......oooh tidak jadi masalah, bolehkah saya tahu, bagian mana yang cacad? " - nada suaranya
sudah agak menurun
Si Anak: "Ia kehilangan tangan kanan dan kedua kakinya!"
Si Ibu dengan nada agak terpaksa, karena si Ibu tidak mau mengecewakan anaknya: "Asal hanya
untuk beberapa hari saja, saya kira tidak jadi masalah?"
Si Anak: "...tetapi masih ada satu hal lagi yang harus saya ceritakan sama Ibu, kawan saya itu
wajahnya juga turut rusak begitu juga kulitnya, karena sebagian besar hangus terbakar, maklumlah
pada saat ia mau menolong kawannya ia menginjak ranjau, sehingga bukan tangan dan kakinya saja
yang hancur melainkan seluruh wajah dan tubuhnya turut terbakar!"
Si Ibu dengan nada kecewa dan kesal: "Nak, lain kali saja kawanmu itu diundang ke rumah kita, untuk
sementara suruh saja ia tinggal di hotel, kalau perlu biar saya yang bayar nanti biaya penginapannya!"
Si Anak: "...tetap ia adalah kawan baik saya Bu, saya tidak ingin pisah dari dia!"
Si Ibu: "Cobalah renungkan olehmu nak, ayah kamu adalah seorang konglomerat yang ternama dan
kita sering kedatangan tamu para pejabat tinggi maupun orang2 penting yang berkunjung kerumah
kita, apalagi nanti malam kita akan mengadakan perjamuan malam bahkan akan dihadiri oleh seorang
menteri, apa kata mereka apabila mereka nanti melihat tubuh yang cacad dan wajah yang rusak.
Bagaimana pandangan umum dan bagaimana lingkungan bisa menerima kita nanti? Apakah tidak
akan menurunkan martabat kita bahkan jangan2 nanti bisa merusak citra binis usaha dari ayahmu
nanti."
Tanpa ada jawaban lebih lanjut dari anaknya telepon diputuskan dan ditutup.
Orang tua dari kedua anak tsb maupun para tamu menunggu hingga jauh malam ternyata anak tsb
tidak pulang, ibunya mengira anaknya marah, karena tersinggung, disebabkan temannya tidak boleh
datang berkunjung kerumah mereka.
Jam tiga subuh pagi, mereka mendapat telepon dari rumah sakit, agar mereka segera datang kesana,
karena harus mengidetifitaskan mayat dari orang yang bunuh diri. Mayat dari seorang pemuda bekas
tentara Vietnam, yang telah kehilangan tangan dan kedua kakinya dan wajahnyapun telah rusak
karena kebakar. Tadinya mereka mengira bahwa itu adalah tubuh dari teman anaknya, tetapi
kenyataannya pemuda tsb adalah anaknya sendiri! Untuk membela nama dan status akhirnya mereka
kehilangan putera tunggalnya!
Kita akan menilai bahwa orang tua dari anak tsb kejam dan hanya mementingkan nama dan status
mereka saja, tetapi bagaimana dengan diri kita sendiri? Apakah kita lain dari mereka?
Apakah Anda masih tetap mau berkawan
....... dengan orang cacad?
........yang bukan karena cacad tubuh saja?
....... tetapi cacad mental atau
........cacad status atau cacad nama atau
........cacad latar belakang kehidupannya?
Apakah Anda masih tetap mau berkawan dengan orang
.......yang jatuh miskin?
...... yang kena penyakit AIDS?
.......yang bekas pelacur?
.......yang tidak punya rumah lagi?
.......yang pemabuk?
.......yang pencandu?
.......yang berlainan agama?
Renungkanlah jawabannya hanya Anda dan Sang Pencipta saja yang mengetahuinya?!
bertahun-tahun menghilang. Apalagi ia adalah anak satu-satunya. Maklumlah anak tsb pergi ditugaskan
perang ke Vietnam pada 4 th yang lampau dan sejak 3 tahun yang terakhir, orang tuanya tidak pernah
menerima kabar lagi dari putera tunggalnya tsb. Sehingga diduga bahwa anaknya gugur dimedan
perang. Anda bisa membayangkan betapa bahagianya perasaan Ibu tsb. Dalam telegram tsb
tercantum bahwa anaknya akan pulang besok.
Esok harinya telah disiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan putera tunggal
kesayangannya, bahkan pada malam harinya akan diadakan pesta khusus untuk dia, dimana seluruh
anggota keluarga maupun rekan2 bisnis dari suaminya diundang semua. Maklumlah suaminya adalah
Direktur Bank Besar yang terkenal diseluruh ibukota.
Siang harinya si Ibu menerima telepon dari anaknya yang sudah berada di airport.
Si Anak: "Bu bolehkah saya membawa kawan baik saya?"
Ibu: "Oh sudah tentu, rumah kita cuma besar dan kamarpun cukup banyak, bawa saja, jangan segan2
bawalah!"
Si Anak: "Tetapi kawan saya adalah seorang cacad, karena korban perang di Vietnam?"
Ibu: "......oooh tidak jadi masalah, bolehkah saya tahu, bagian mana yang cacad? " - nada suaranya
sudah agak menurun
Si Anak: "Ia kehilangan tangan kanan dan kedua kakinya!"
Si Ibu dengan nada agak terpaksa, karena si Ibu tidak mau mengecewakan anaknya: "Asal hanya
untuk beberapa hari saja, saya kira tidak jadi masalah?"
Si Anak: "...tetapi masih ada satu hal lagi yang harus saya ceritakan sama Ibu, kawan saya itu
wajahnya juga turut rusak begitu juga kulitnya, karena sebagian besar hangus terbakar, maklumlah
pada saat ia mau menolong kawannya ia menginjak ranjau, sehingga bukan tangan dan kakinya saja
yang hancur melainkan seluruh wajah dan tubuhnya turut terbakar!"
Si Ibu dengan nada kecewa dan kesal: "Nak, lain kali saja kawanmu itu diundang ke rumah kita, untuk
sementara suruh saja ia tinggal di hotel, kalau perlu biar saya yang bayar nanti biaya penginapannya!"
Si Anak: "...tetap ia adalah kawan baik saya Bu, saya tidak ingin pisah dari dia!"
Si Ibu: "Cobalah renungkan olehmu nak, ayah kamu adalah seorang konglomerat yang ternama dan
kita sering kedatangan tamu para pejabat tinggi maupun orang2 penting yang berkunjung kerumah
kita, apalagi nanti malam kita akan mengadakan perjamuan malam bahkan akan dihadiri oleh seorang
menteri, apa kata mereka apabila mereka nanti melihat tubuh yang cacad dan wajah yang rusak.
Bagaimana pandangan umum dan bagaimana lingkungan bisa menerima kita nanti? Apakah tidak
akan menurunkan martabat kita bahkan jangan2 nanti bisa merusak citra binis usaha dari ayahmu
nanti."
Tanpa ada jawaban lebih lanjut dari anaknya telepon diputuskan dan ditutup.
Orang tua dari kedua anak tsb maupun para tamu menunggu hingga jauh malam ternyata anak tsb
tidak pulang, ibunya mengira anaknya marah, karena tersinggung, disebabkan temannya tidak boleh
datang berkunjung kerumah mereka.
Jam tiga subuh pagi, mereka mendapat telepon dari rumah sakit, agar mereka segera datang kesana,
karena harus mengidetifitaskan mayat dari orang yang bunuh diri. Mayat dari seorang pemuda bekas
tentara Vietnam, yang telah kehilangan tangan dan kedua kakinya dan wajahnyapun telah rusak
karena kebakar. Tadinya mereka mengira bahwa itu adalah tubuh dari teman anaknya, tetapi
kenyataannya pemuda tsb adalah anaknya sendiri! Untuk membela nama dan status akhirnya mereka
kehilangan putera tunggalnya!
Kita akan menilai bahwa orang tua dari anak tsb kejam dan hanya mementingkan nama dan status
mereka saja, tetapi bagaimana dengan diri kita sendiri? Apakah kita lain dari mereka?
Apakah Anda masih tetap mau berkawan
....... dengan orang cacad?
........yang bukan karena cacad tubuh saja?
....... tetapi cacad mental atau
........cacad status atau cacad nama atau
........cacad latar belakang kehidupannya?
Apakah Anda masih tetap mau berkawan dengan orang
.......yang jatuh miskin?
...... yang kena penyakit AIDS?
.......yang bekas pelacur?
.......yang tidak punya rumah lagi?
.......yang pemabuk?
.......yang pencandu?
.......yang berlainan agama?
Renungkanlah jawabannya hanya Anda dan Sang Pencipta saja yang mengetahuinya?!
Kamis, Oktober 13
Muda dan Beragama
Posted by amri muhsin
On Kamis, Oktober 13, 2011
Muda dan Beragama
Sedikit renungan, Cekidot !
Mayoritas
anak muda jaman sekarang lebih suka untuk menghabiskan harinya dengan bermain, bersenang-senang,
hura-hura dan melakukan kegiatan-kegiatan yang kurang mempunyai arti . Entah itu
bermain games, pergi ke mall, pergi ke bioskop, atau nongkrong di tempat yang
gak jelas gunanya, dsb. Ya emang bener sih kegiatan-kegiatan di atas diperluin
buat refreshing untuk kita. Tapi gak seharusnya kegiatan-kegiatan tadi terlalu
sering dilakukan. Bahkan kegiatan-kegiatan tadi menjadi kebiasaan. Ga k baik. Contohnya
aja nih ya, kebiasan kita main games tiap hari, itu tentu gak baik buat
kesehatan dan pastinya kegiatan tadi akan jadiin kita orang yang malas dalam
banyak hal, terutama malas beribadah.
Akibat
dari kegiatan-kegiatan tadi, anak-anak muda jaman sekarang lebih seneng
menikmati hidup ketimbang nyiapin kehidupan nanti di akhirat. Mereka cenderung
malas beribadah. Mereka seakan lupa bahwa kehidupan di dunia tu cuman
sementara. Padahal sudah dijelaskan oleh Allah, bahwa siapapun entah tua entah
muda pasti akan mati. Selain itu salah satu hadits menjelaskan bahwa Allah
lebih senang melihat pemuda yang rajin beribadah dibandingkan dengan orang tua
yang sangat rajin beribadah sekalipun. Lagi pula, pemuda yang rajin beribadah itu
termasuk salah satu golongan manusia yang dijamin masuk surga.
“Kita
kan masih muda bro. Hidup kita masih panjang. Nikmatin aja hidup ini!”
Sebagai anak muda tentunya kita sering mendengar kata-kata tadi. Ya, emang bener. Kebanyakan anak muda sekarang berpikiran seperti itu. Mereka berpikiran bahwa mereka masih muda, hidup ini masih panjang. Padahal hal seperti itu belum tentu bener. Apa cuman karena kita masih muda trus hidup kita masih panjang? Belum tentu ! Karena bicara tentang tua dan muda kita gak tau pasti. Apakah kita akan hidup lama? Apakah kita akan bisa hidup sampai tua? Atau justru kita akan mati besok? Wallahu a’lam.
Sebagai anak muda tentunya kita sering mendengar kata-kata tadi. Ya, emang bener. Kebanyakan anak muda sekarang berpikiran seperti itu. Mereka berpikiran bahwa mereka masih muda, hidup ini masih panjang. Padahal hal seperti itu belum tentu bener. Apa cuman karena kita masih muda trus hidup kita masih panjang? Belum tentu ! Karena bicara tentang tua dan muda kita gak tau pasti. Apakah kita akan hidup lama? Apakah kita akan bisa hidup sampai tua? Atau justru kita akan mati besok? Wallahu a’lam.
Bicara
tentang umur, tentu juga berkaitan dengan waktu. Kita gak akan tau berapa lama
waktu yang diberikan Allah pada kita. Kita gak tau apakah besok kita masih sehat,
apakah besok kita masih bisa melakukan sesuatu dan tentunya apakah besok kita
masih ada di dunia ini. Ingatlah 5 perkara sebelum 5 perkara. Hidup sebelum
Mati, Muda sebelum Tua, Kaya sebelum Miskin, Lapang sebelum Sempit dan Sehat
sebelum Sakit. Renungkanlah kalimat-kalimat sederhana namun syarat makna tersebut
!
Kembali
ke permasalahan tentang anak muda yang suka berhura-hura. Alangkah baiknya
apabila kita sebagai anak muda mengurangi kegiatan-kegiatan yang kurang
berguna. Gunakan waktu kita untuk kegiatan keagamaan. Gak harus langsung beribadah dengan banyak amalan, karena hal itu
akan lebih banyak menimbulkan ketidakistiqamahan dalam beribadah. Tetapi
beribadahlah secara bertahap. Pertama shalatnya dibiasakan, kalau sudah,
membaca Al-Qur’annya difasihkan, lalu puasa sunahnya dijalankan dst. Dan semoga
dengan jalan seperti itu kita bisa benar-benar istiqamah dalam beribadah. Amin
Ya Rabbal ‘Alamin..
Banyak
banget kok kegiatan keagaman yang bermanfaat yang bisa dilakukan anak muda dan
pastinya juga bikin seneng. Misalnya aja kegiatan yang menumbuhkan jiwa seni
seperti, nasyid, shalawat, rebana, kaligrafi dan membaca Al-Qur’an. Bahkan
hanya dengan beribadah di masjid dan sering berada di masjid aja udah termasuk
kegiatan positif lho. Kenapa? Soalnya masjid yang indah itu bukan semata-mata
dilihat dari keindahan arsitekturnya tetapi dilihat dari banyaknya kegiatan
positif di masjid tersebut dan terutama dari banyaknya anak muda yang berada
dimasjid untuk beribadah. Masjid yang megah adalah masjid yang di dalamnya
banyak anak muda beribadah. Pernah denger kan..
Oleh
karena itu, sebagai anak muda ayo kita manfaatkan waktu yang diberikan Allah
ini. Kita gunakan untuk kegiatan-kegiatan positif. Kita perbanyak masa muda
kita dengan ibadah. Kita hiasi masa muda kita dengan ibadah. Kita jadikan masa
muda kita sebagai masa keemasan untuk membangun bangsa, negara dan tentunya
membangun kehidupan dunia dan akhirat!
Dengan seni hidup jadi indah, dengan ilmu hidup jadi terarah dan dengan
agama hidup jadi mudah, indah dan terarah.
Selasa, Oktober 11
Cara Bertemu Rasulullah SAW
Posted by amri muhsin
On Selasa, Oktober 11, 2011
Di bawah ini ada sedikit informasi tentang cara bertemu Rasulullah SAW yang mungkin bisa nambah ilmu dan InsyaAllah bakal menambah iman agan-agan semua, Amin.. Cekidot bro..
Diceritakan dari Syaikh Muhammad Abul Mawahib asy-Syadzili ra. Beliau adalah seorang yang
menghabiskan hidupnya untuk bershalawat.
Beliau pernah bemimpi bahwa Rasulullah saw memberikan resep kepadanya
agar dapat bertemu Beliau dalam mimpi. Beliau bersabda padanya: Bacalah
hendak tidur:
- Ta’awudz, sebanyak 5 kali
- Basmalah, sebanyak 5 kali
- dan bacaan berikut ini :
اللهم بِحَقِّ مُحَمَّدٍ اَرِنِى وَجهَ مُحَمَّدٍ حَالاً وَمَا لاَ
Ya Allah, demi kebenaran Muhammad, perlihatkanlah kepadaku wajah
Muhammad sekarang (dalam tidur) dan juga besok (disurga)
dan jika kamu membacanya pada saat tidur maka aku akan datang
kepadamu dan tidak akan pernah meninggalkanmu, jelas beliau
sumber: rahasia shalawat nabi, muhammad syukron maksum,ahmad fathoni
el kaysi
Gimana gan.. Lets try it..
Minggu, Oktober 9
Mengasah Kapak
Posted by amri muhsin
On Minggu, Oktober 09, 2011
Disuatu waktu, adalah seorang
pemotong kayu yang sangat kuat. Dia melamar sebuah pekerjaan ke seorang pedagang
kayu, dan dia mendapatkannya. Gaji dan kondisi kerja yang diterimanya sangat
bagus. Karenanya sang pemotong kayu memutuskan untuk
bekerja sebaik mungkin.
Sang majikan memberinya
sebuah kapak dan menunjukkan area kerjanya. Hari pertama sang pemotong kayu
berhasil merobohkan 18 batang pohon. Sang majikan sangat terkesan dan berkata,
"Selamat, kerjakanlah seperti itu!"
Sangat termotivasi oleh pujian majikannya,
keesokan harinya sang pemotong kayu bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya
berhasil merobohkan 15 batang pohon. Hari ketiga dia bekerja lebih keras lagi, tetapi
hanya berhasil merobohkan 10 batang pohon.
Hari-hari berikutnya pohon
yang berhasil dirobohkannya makin sedikit. "Aku mungkin telah kehilangan
kekuatanku", pikir pemotong kayu itu. Dia menemui majikannya dan meminta maaf, sambil
mengatakan tidak mengerti apa yang terjadi. "Kapan saat terakhir anda mengasah
kapak?" sang majikan bertanya. "Mengasah? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak.
Saya sangat sibuk mengapak pohon."
Catatan :
Kehidupan
kita sama seperti itu. Seringkali kita sangat sibuk sehingga tidak lagi mempunyai
waktu untuk mengasah kapak. "Pada istilah sekarang, setiap orang lebih sibuk
dari sebelumnya, tetapi lebih tidak berbahagia dari sebelumnya. Mengapa?
Mungkinkah kita telah lupa bagaimana caranya untuk tetap tajam? Tidaklah salah
dengan aktivitas dan kerja keras. Tetapi tidaklah seharusnya kita sedemikian sibuknya
sehingga mengabaikan hal-hal yang sebenarnya sangat penting dalam hidup,
seperti
kehidupan pribadi, menyediakan waktu untuk membaca, dsb. Kita semua membutuhkan
waktu untuk relaks, untuk berpikir dan merenung, untuk belajar dan tumbuh.
Bila kita tidak mempunyai waktu untuk mengasah kapak, kita akan tumpul dan
kehilangan efektifitas. Jadi mulailah dari sekarang, memikirkan cara bekerja
lebih efektif
dan menambahkan banyak nilai kedalamnya !!!!!!!!!!
Renungkanlah !!!
Disadur secara bebas dari: Sharpen The Axe
Rabu, Oktober 5
Garam & Telaga
Posted by amri muhsin
On Rabu, Oktober 05, 2011
Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang
anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka
yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.
yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.
Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang
bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam,
dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam
gelas, lalu diaduknya perlahan.
"Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu.
"Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit
tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam
hutan dekat tempat tinggalnya.
bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam,
dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam
gelas, lalu diaduknya perlahan.
"Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu.
"Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit
tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam
hutan dekat tempat tinggalnya.
Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga
yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam
telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta
riak air, mengusik ketenangan telaga itu.
"Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu,
Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?".
"Segar.", sahut tamunya.
"Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi.
"Tidak", jawab si anak muda.
yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam
telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta
riak air, mengusik ketenangan telaga itu.
"Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu,
Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?".
"Segar.", sahut tamunya.
"Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi.
"Tidak", jawab si anak muda.
Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu
mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda,
dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak
kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. "Tapi,
kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.
Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu
semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan
kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah
dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan
itu." Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya.
Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu
meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."
mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda,
dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak
kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. "Tapi,
kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.
Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu
semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan
kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah
dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan
itu." Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya.
Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu
meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si
orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain,
yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa
orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain,
yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa
Seberapa besar cobaan yang datang, seberapa besar badai menghadang,
lapangkanlah dadamu. Pahitnya kehidupan tak kan terasa bila hati kita lapang.
So, LAPANGKANLAH HATIMU!!!!!!!!!!!
Diceritakan kembali oleh : Amri Muhsin